
Perayaan Tahun Baru Imlek ini dimulai pada hari pertama dimana bulan pertama di penanggalan Tionghoa, serta berakhir pada tanggal ke 15 pada bulan yang sama. perayaan yang dapat dilakukan pada tanggal ke 15 setelah Tahun Baru Imlek tersebut dikenal dengan sebagai perayaan Cap Go Meh.
Dengan adanya Perayaan Tahun Baru Imlek pun dirayakan dengan secara berkumpul bersama dengan sanak keluarga sambil bermain game rtp slot live, untuk dapat memberikan adanya rasa kebersamaan.
Arti Cap Go Meh
Berdasarkan Dosen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta Dwi Susanto mengatakan, bahwa perayaan dari Cap Go Meh ini bermula dari bahasa Hokkien.
Cap Go yang artiannya merupakan 15, sedangkan Meh itu malam. Jadi artiannya malam kelima belas. Tradisi ini pun sudah ada sejak pada zaman dahulu. Beberapa sumber ada yang telah menyebutkan bahwa perayaan dari Cap Go Meh itu sendiri bertujuan guna untuk dapat menghormati dewa tertinggi pada Dinasti Han.
Tetapi, di dalam ajaran agama Konghucu ini, Cap Go Meh diperingati sebagai adanya doa ditujukan kepada orang tua. Dengan mendoakan orang tua, serta memohon kepada Tuhan atau Tian.
Untuk penyebutan dari Cap Go Meh ini hanya dikenal di dalam Indonesia saja. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh dari bahasa Hokkien itu sendiri. Sementara untuk di dalam wilayah negara lain, penyebutan dari perayaan hari kelima belas setelah imlek ini pun berbeda – beda.
Cap Go Meh di dalam konteks internasional kerap disebut dengan Lantern Festival atau Festival Lentera (Lampion). Sedangkan, di dalam wilayah Tiongkok sendiri, perayaan tersebut pun dikenal sebagai Yuánxiojié atau Shàngyuánjié.
Sejarah Cap Go Meh
Festival Lentera atau Cap Go Meh ini dapat ditelusuri hingga pada zaman era Dinasti Han, sekitar pada tahun 206 SM hingga 220 M. pada saat itu, para biksu Buddha telah menyalakan lentera pada hari ke 15 Tahun Baru Imlek guna untuk dapat menghormati Sang Buddha.
Ritual tersebut pun kemudian telah diadopsi oleh masyarakat umum dan kemudian menyebar hingga ke seluruh China serta beberapa wilayah di Asia. Ada pula sebuah legenda yang telah mengisahkan asal muasal dari festival lentera ini.
Dikisahkan, Kaisar Giok atau Jade Emperor (You Di) marah kepada penduduk di sebuah kota karena telah membunuh angsa miliknya. Dia pun berencana ingin menghancurkan kota terebut dengan secara membakarnya.
Tetapi, rencana itu pun telah digagalkan oleh seorang peri yang menyarankan para penduduk untuk dapat menyalakan lentera di seluruh kota tersebut pada hari ketika dimana Kaisar Giok tersebut ingin membakar kota.
Kota tersebut pun kemudian terhindar dari adanya amarah Kaisar Giok. Lalu sebagai dari wujud rasa syukur, orang-orang pun terus memperingati momen ini dengan cara memasang lentera warna-warni di seluruh kota pada setiap hari ke 15 setelah Imlek.
Tradisi Cap Go Meh di Indonesia
Tidak hanya di China saja, tradisi Cap Go Meh ini pun menjadi populer di Indonesia, Singapura, Malaysia. Di Indonesia sendiri, trasidi Cap Go Meh pun dirayakan dengan cara memakan ketupat Cap Go Meh. Ada makna terkait dari Cap Go Meh serta memakan ketupat.
Selain ketupat pun, adanya juga makanan khas pada saat melakukan perayaan Cap Go Meh lain yang kerap sekali di santap oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia sendiri yang merayakannya, yakni lontong Cap Go Meh. Lotong Cap Go Meh ini dapat terbilang sebagai adanya adaptasi peranakan Tionghoa di Indonesia terhadap masakan Indonesia.