Makna Dari Perayaan Imlek Bagi Kaum Tionghoa

Imlek merupakan sebuah peringatan Tahun Baru Cina yang pada umumnya dijalankan oleh kaum Tionghoa. Tidak hanya itu, Imlek juga telah jadi menandakan bahwa adanya musim semi segera tiba, mengingat dari Imlek diperingati berdasarkan dari adanya kalender lunar Cina.

Secara harfiah, tahun baru cina yang diambil dari bahasa Tionghoa, yaitu Chunjie yang memiliki artian Festival Musim Semi. Imlek juga dapat menggambarkan suasana ketika pada saat musim semi tiba, yang berarti musim dingin telah usai. perayaan Imlek ini dapat berlangsung dari malam tahun baru, tepatnya pada saat sebelum hari pertama. Setelah itu, dapat dilangsungkan dengan adanya festival lampion.

Di dalam beberapa negara, perayaan Imlekini kerap menjadi hari libur nasional dikarenakan dianggap sebagai sakral, selayaknya seperti hari raya agama lain. kelompok masyarakat yang turut ikut serta merayakan Imlek seperti Tibet, Tiongkok, Korea, Vietnam, Okinawa (Jepang), Malaysia, Myanmar, dan sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara hingga Australia, Eropa, Amerika, hingga Afrika.

Imlek pada umumnya dapat dikaitkan dengan sebuah mitos serta tradisi masyarakat. Termasuk di dalam rangkaiannya yakni merupakan memberikan sebuah penghormatan kepada dewa dan sekaligus leluhur. Ecenglish sempat membahas bahwa di Tiongkok, adat serta tradisi ini memperingati imlek cukup beragam. Pada malam sebelum perayaan, pada umumnya dirayakan dengan cara berkumpul dengan keluarga untuk makan malam. Sekaligus juga dengan bermain game slot online bersama.

Dengan begitu, makna dari Imlek ini tidak semata – mata hanhya untuk beribadah serta untuk mencari keberuntungan saja, tetapi juga memiliki banyak sekali makna dan juga tujuan tertentu. Seperti misalnya Imlek identik dengan adanya warna merah yang dianggap sebagai simbol dari pembawa keberuntungan serta kebahagiaan.

Sebelum hari perayaan, mereka yang merayakan juga dapat melakukan membersihkan rumah, termasuk menyapu semua bagian. Tujuannya dari hal tersebut, untuk ‘menyapu’ nasib buruk, melancarkan hal – hal baik dan keberuntungan agar bisa masuk ke dalam rumah.

Selain itupun, pemilihan aksesoris dekorasi dan juga sekaligus penempatan hiasan Imlek ini juga kerap sekali menjadi perhatian bagi mereka yang merauakan. Semua dalam upaya tersebut memiliki arti dan juga dipercaya dapat membawa keberkahan di dalam hidup.

Masyarakat Tionghoa, maupun mereka yang merayakan Imlek pada umumnya akan menempelkan kaligrafi ‘Fu’ di pintu atau dinding. Hiasan satu ini dianggap dapat mampu membawakan kebahagiaan, kekayaan, dan umur panjang. Sebagian juga memajang karakter Fu terbalik, agar berkah yang didapatkan tumpah ruah.

Imlek lebih dari sekadar perayaan

Menilai Tahun Baru Imlek ini sangat bermakna sebagai sebuah momen awal tahun untuk dapat berbuat kebaikan. Yang dimana Intinya, ketika pada saat mereka menyambut Imlek ini, mereka dapat  mengawali tahun dengan yang baik.

Kebaikan yang dimaksud yakni dapat dimulai kepada diri sendiri, seperti adanya mulai membersihkan pikiran, perasaan, serta perilaku. Setelah itu kemudian dapat dilanjutkan dengan adanya berbuat baik kepada sesama.

Di dalam hal ini merujuk dengan kepada adanya perayaan imlek dengan cara mengunjungi sanak saudara, serta saling mengucapkan di dalam persembahan yang dengan kegembiraan, dan juga berbagi rezeki yang di dalam bentukan angpao.

Imlek, momen tingkatkan kebaikan

Kepada masyarakat yang melaksanakan perayaan Tahun Baru Imlek, hal ini menegaskan bahwa hal tersebut merupakan sebuah momen untuk dapat mengingatkan kembali agar setiap manusia harus dapat melakukan kebaikan.

Pada Saat Imlek, ketika kita ketemu dengan sesama orang yang melakukan perayaan imlek, mereka pada umumnya memberikan hormat dengan cara mengucap kata gong xi. Adapun tata caranya yakni dimana mereka melakukan dengan cara satu tangan akan dikepalkan dan satu tangan lainnya akan menutup kepalan tersebut. kemudian mengucapkan “gong xi”.  bermakna untuk seperti saya mempersembahkan kegemiraan untuk kamu.